Senin, 23 Mei 2011

POSTER

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DENGAN MICROSOFT OFFICE POWER POINT PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON MELALUI ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS


EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DENGAN MICROSOFT OFFICE POWER POINT PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON MELALUI ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Masmei Siallagan  (809142028)
ABSTRAK
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan minat siswa karena menggunakan animasi dari microsoft office power point dengan alur PTK. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 kec. Binjai dimana yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X4.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran, terlihat dari angket yang diberikan pada siswa, dimana mereka sangat senang mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksankan dengan alur PTK untuk mengetahui kekurangan dari siklus yang sudah dilaksanakan.
            Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,75 dan pada siklus II adalah 68,25 serta siklus III adalah 86,5. Dari data ini dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media berbasis komputer dengan microsoft office power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
            Berdasarkan perhitungan efektifitas treatment, pada siklus I diperoleh thitung>ttabel = 20,53>2,0231 dan pada siklus II diperoleh thitung>ttabel = 14,48>2,0231 serta pada siklus III diperoleh thitung>ttabel = 16,22 >2,0231 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test siswa.
            Berdasarkan hasil yang diperoleh maka pembelajaran ini perlu diterapkan pembelajaran ini untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat siswa merasa lebih tertarik pada konsep-konsep yang ada pada pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan Hidrokarbon.

Kata Kunci: media pembelajaran, hidrokarbon, prestasi belajar, motivasi belajar.

Pendahuluan
              Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang merupakan  proses penyampaian pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Namun, ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi diantaranya adanya hambatan psikologis, kultural dan lingkungan. Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru maupun siswa; baik sewaktu menerima pesan maupun menyampaikannya, proses komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.
              Karakteristik mata pelajaran kimia adalah bersifat abstrak, hal ini dapat dilihat dari konsep-konsepnya. Pokok bahasan dalam mata pelajaran kimia yang bersifat abstrak diantaranya konsep mol, struktur atom, ikatan kimia dan sebagainya. Mata pelajaran kimia juga termasuk mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli diantaranya Wiseman, Nakhleh, Kirwood dan Syimington (Rumansyah, 2004) menunjukkan bahwa siswa dengan mudah mempelajari mata pelajaran yang lain, tapi mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia.
              Hal ini diperkuat dengan pengalaman yang sering dihadapi oleh guru kimia di Sekolah Menengah Atas yaitu bahwa kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran sulit. Salah satu penyebabnya adalah  penyajian materi kimia kurang menarik dan membosankan, yang mengakibatkan adanya kesan ‘angker’, sulit dan menakutkan bagi siswa sehingga mengakibatkan banyak siswa SMA yang kurang menguasai konsep-konsep dasar pelajaran kimia (Sakkari dalam Situmorang dkk, 2001). Selain itu pengalaman peneliti saat melaksanakan program pengalaman lapangan terpadu (PPLT) bahwa kebanyakan guru menggunakan metode pembelajaran yang konvensional  yaitu guru hanya mentransfer ilmu saja tanpa memperhatikan kebutuhan dan situasi siswa dalam kelas. Hal ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan cenderung belajar karena takut terhadap guru tanpa merasa tertarik kepada pelajaran kimia itu sendiri. Dan tentu saja mengakibatkan hasil belajar yang kurang maksimal. 
              Salah satu cara guru untuk menjadikan pelajaran kimia lebih kongkrit dan menyenangkan bagi siswa adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi dala
m proses pembelajaran.  Para guru dituntut agar mampu menggerakkan alat-alat yang dapat membantu guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Para guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
              Pada saat ini media komputer memiliki kontribusi yang besar dalam membantu proses pembelajaran. Arsyad (2000) mengatakan bahwa: “Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium, atau simulasi karena tersedianya animasi gerak, warna dan musik yang dapat menambah realisme”. Secara singkat, komputer sudah dianggap sebagai alat yang mampu untuk membantu dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan juga pengajaran dengan menggunakan media dapat membuat pembelajaran agar lebih bermakna. Penggunaan media dapat meningkatkan minat siswa belajar dan keinginan yang baru, meningkatkan motivasi dan dorongan keinginan untuk belajar serta  disamping itu media juga berfungsi memperlancar proses interaksi antara siswa dengan guru. Penggunaan media komputer dalam pembelajaran telah terbukti meningkatkan hasil siswa. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan Herawaty (2006) yang menggunakan media visualisasi komputer pada pelajaran kimia khususnya materi struktur atom. Dari penelitian yang dilakukannya dinyatakan bahwa penggunaan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 8,645. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Syafrini (2007) yang menyatakan bahwa media komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan termokimia sebesar 32,62 %.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti mencoba menerapkan pembelajaran yang menggunakan media komputer memakai microsoft power point pada pokok bahasan hidrokarbon yaitu pada sub pokok bahasan alkana, alkena dan alkuna. Pokok bahasan hidrokarbon sebenarnya merupakan materi yang menarik karena sangat dekat dengan kehidupan siswa, sehingga proses pembelajarannya dapat lebih realistik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merealistikan materi hidrokarbon adalah melalui media komputer memakai microsoft office power point. Pada pokok bahasan hidrokarbon siswa dapat kesulitan belajar namun dengan bantuan microsoft office power point maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran tersebut. Misalnya dalam menentukan atom C, mungkin dalam pembelajaran yang konvensional bisa saja siswa keliru dalam menentukan berapa ikatan dalam atom C, namun dengan pembelajaran yang menggunakan media komputer berbasis komputer dengan microsoft office power point maka kesulitan ini akan dapat teratasi.
Untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan serta pengaruh pembelajaran menggunakan media komputer memakai microsoft office power point, maka dapat digunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-….”yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah hingga masalah tersebut terselesaikan. Dalam setiap akhir riset akan dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media komputer memakai microsoft office power point sehingga pada tindakan yang akan dilakukan berikutnya ada upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada proses belajar mengajar yang sedang diajarkan.
Berdasarkan masalah yang di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan media komputer memakai microsoft office power point pada pokok bahasan Hidrokarbon dan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan media komputer pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X.

Inovasi Pembelajaran Sains
            Inovasi pembelajaran sain adalah suatu pendekatan pengajaran meliputi strategi, metode dan prinsip pengajaran yang dipergunakan dalam pembelajaran sain. Pembelajaran bidang sain memiliki kelebihan dalam tiga aspek, yaitu (1) pembelajaran pemecahan masalah, (2) pembelajaran berdasarkan pengalaman, dan (3) pembelajaran berbasis individu dan kerjasama (Situmorang, 2004). Pembelajaran pemecahan individu dilakukan untuk menuntun mahasiswa melakukan peneyelidikan melalui permasalahan bermakna yang diajukan oleh guru dalam pembelajaran. Pembelajaran ini akan membawa siswa pada situasi nyata sehingga dapat menuntun siswa membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pembelajaran mandiri.
            Pembelajaran berdasarkan pengalaman dilakukan untuk menjelaskan pengalaman belajar yang dimiliki guru kepada siswa. Pembelajaran ini dapat disampaikan melalui demonstrasi terhadap pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh guru sehingga siswa memperole pengetahuan dan keterampilan standar dalam melakukan kegiatan akademik, misalnya dalam percobaan atau praktikum. Pemebelajaran berbasis individu dan kerjasama dilakukan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep materi pelajaran yang sulit terutama bagi siswa dengan tingkat kemampuan akademik berbeda. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri maupun secara kelompok dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata melalui kegiatan kelas dan laboratorium. Model ini mampu membawa siswa untuk dapat belajar aktif sehingga terjadi interaksi di antara siswa di dalam kelas (Giancarlo dan Slunt, 2004)
            Inovasi pembelajaran sain juga mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi. Melalui inovasi maka model dan metode pembelajaran yang ada dikembangkan dan ditingkatkan untuk melahirkan model-model pembelajaran dan metode pembelajaran baru yang menarik dan meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Beberapa inovasi pembelajaran yang telah berhasil digunakan dalam pembelajaran sain diantaranya adalah (a) pembelajaran menggunakan media, (b) teknologi informasi (web), dan (c) pembelajaran menggunakan analogi.
Media pembelajaran  adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi pada diri peserta didik.
            Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Dalam bidang pendidikan, penggunaan media komputer dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu CAI dan CMI. CAI merupakan penggunaan komputer sebagai sarana pengajaran yaitu sebagai alat bantu belajar bagi siswa untuk memahami materi pelajaran, mengerjakan latihan-latihan dan sebagainya. Sedangkan CMI merupakan penggunaan komputer sebagai pembantu pengajar untuk membantu mengelola lingkungan belajar, misalnya mengevaluasi dan mengadministrasikan hasil belajar siswa, memberikan laporan hasil belajar siswa dan sebagainya.
            Dalam banyak hal, penggunaan komputer dapat mempercepat proses penyelesaian masalah yang dihadapi siswa, sejauh digunakan dengan tidak mengabaikan pemahaman akan materi yang akan diberikan. Pemanfaatan komputer dalam meningkatkan hasil belajar siswa tidak dapat dipungkiri, sebab pada saat ini komputer sudah dilatihkan pada siswa baik proses perhitungan, menulis, menggambar maupun dalam menyusun laporan.
            Dalam pembelajaran berbantuan komputer baik yang bersifat mandiri maupun berbasis web, rancangan intruksional haruslah dikembangkan atas dasar pemahaman bagaimana proses belajar terjadi pada diri setiap individu. Dengan adanya pergeseran paradigma belajar yang semula bersifat teacher-centered menjadi learned-centered maka pengembangan strategi pembelajaran seyogyianya memperhitungkan karakteristik awal pembelajaran dan learning preferences yang dimiliki setiap pembelajaran. Penggunaan komputer dalam pembelajaran bukanlah dimaksudkan untuk menciptakan mesin-mesin yang mampu mengajar melainkan dimaksudkan untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang lebih produktif (Prawiradilaga,dkk;2004).
            Belajar merupakan proses aktif yang mengarah pada satu tujuan. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, seperti dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Pendapat para ahli dalam mendefenisikan belajar beraneka ragam, hal ini dikarenakan perbedaan sudut pandang dan juga perbedaan pandangan diantara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya.
            Slameto (2003) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya di dalam diri seseorang yang mengubah  tingkah laku, baik tingkah laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat”. Selanjutnya Sadiman (2003) menyatakan bahwa “belajar adalah proses tentang pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Seiring dengan hal tersebut dikemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku diakibatkan oleh pengalaman. Dari keterangan tersebut dapat dilihat bahwa makna dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman dan hasil belajar ini merupakan hal yang menetap dan bertahan lama.
            Dari disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses mental yang terjadi secara internal dalam diri siswa dalam usahanya memperoleh hubungan baru, berupa rangsangan yang menimbulkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif melalui pengalaman dan latihan untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, kata kunci belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat positif. 
Hal pokok yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat dalam pendidikan kimia itu sendiri dan proses belajar. Tujuan dari proses belajar ada dua hal yaitu hasil belajar dan proses belajar. Dalam kegiatan belajar diharapkan proses belajar yang baik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik pula. Dari berbagai defenisi belajar maka perubahan tingkah laku bisa saja dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam setiap dan kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran, dan lain-lain.
Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku yang diamati dan di ukur merupakan hasil belajar. Hasil belajar dan proses belajar saling berkaitan satu dengan yang lain. Dengan berakhirnya proses belajar maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Menurut Dimyati, dkk (2006) hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti nilai rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilik oleh siswa setelah menerima pelajaran. Horword kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Hasil belajar dapat diketahui dengan memberi tes belajar yaitu tes yang mengukur banyaknya pengetahuan dari siswa mengenai bahan yang diajarkan pada tingkat tertentu. Kegiatan belajar untuk mengetahui ada tidaknya hasil belajar individu disebut evaluasi belajar. Evaluasi hasil belajar ini  merupakan unsur utama pendidikan yang menyatu dalam kegiatan belajar mengajar yang menyeluruh.  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa selama proses belajar. 
Penelitian Tindakan Kelas
              Akhir-akhir ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai bagian dari penelitian tindakan (Action Research) yang bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas yang makin banyak diminati (Arikunto; 2007).
              Dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research (CAR). Oleh karena itu ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut (Arikunto,2007) yaitu:
1.      Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati objek yang menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat yang penting bagi peneliti.
2.      Tindakan, menunjukkan suatu gerak kegiaatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3.      Kelas, menunjukkan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik sedang belajar, sekelompok orang sedang belajar dapat kerja di laboratorium, lapangan olahraga, workshop dan lain-lain.
              Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial  Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946, dan inti gagasannya dikembangkan oleh ahli-ahli (Kunandar, 2008).
              Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakannya di kelas, baik dilihat dari interaksi siswa dalam KBM atau hasil pembelajaran secara reflektif. Dalam pelaksanaanya, guru yang sedang melaksanakan PTK, berarti meneliti aktivitasnya sendiri, dikelasnya sendiri, dengan melibatkan kelasnya sendiri, melalui langkah-langkah yang direncanakannya sendiri, dilaksanakan sendiri, dan dievaluasi sendiri. Dalam penelitiannya gurulah yang berperan paling besar yaitu sebagai peneliti atau sekaligus pelaksana PTK meskipun dibutuhkan pengamat (kolaborator atau mitra). 
              Hasil PTK dapat digunakan untuk memperbaiki mutu KBM sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK juga guru dapat mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai (Kunandar, 2008). Sehingga dengan penerapan hasil-hasil PTK secara berkesinambungan diharapkan KBM di sekolah (kelas) tidak kering dan membosankan serta menyenangkan siswa.
Beberapa alasan tentang pentingnya PTK bagi guru adalah: (Kunandar: 2008)
1.      Membuat guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelas.
2.      Meningkatkan kinerja guru.
3.      Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelas.
4.      PTK tidak menggangu tugas pokok guru, artinya kegiatan PTK memungkinkan guru mengadakan penelitian terhadap kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan kegiatan utamanya sebagai pengajar dan pendidik.
5.      Guru menjadi kreatif.
6.      Dengan melaksanakan PTK berarti guru telah menerapkan pengajaran yang reflektif (reflectif teaching), artinya guru secara sadar, terencana, dan sistematis melakukan refleksi atau perenungan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan menyempurnakan kegiatan  pembelajaran yang telah dilakukan.
7.      Dengan melaksanakan PTK, guru dapat segera memikirkan cara memecahkan masalah yang dihadapi ketika melaksanakan proses pembelajaran.
8.      Kegiatan PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dengan fakta empiris.

Hidrokarbon
            Dalam kurikulum kimia SMA, pokok bahasan Hidrokarbon diajarkan pada semester kedua di kelas satu. Hidrokarbon termasuk pokok bahasan yang sulit untuk diajarkan pada siswa karena memerlukan daya imajinasi yang tinggi.  Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengajarkan kimia dan masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan pemanfaatan media pengajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan media molymod dan visualisasi komputer  microsoft  office power point, para siswa dapat belajar serius namun  menyenangkan sehingga diharapkan siswa lebih mengerti dan akhirnya memperoleh hasil yang baik. Dalam garis besar program pengajaran (GBPP) mata pelajaran kimia SMA, Hidrokarbon meliputi (1) Kekhasan Atom Karbon, (2) Penggolongan Hidrokarbon, (3) Alkana, Alkuna dan Alkena, (4) Keisomeran dalam Hidrokarbon, dan (5) Reaksi-reaksi dalam Hidrokarbon.

Kerangka Konseptual
              Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengajarkan kimia dan masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan pemanfaatan media pengajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
              Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keefektifan media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alur penelitian tindakan kelas. Dari penelitian yang menggunakan alur penelitian tindakan kelas maka dapat dilihat begaimana persepsi siswa terhadap pelajaran kimia dan bagaimana aktifitas siswa pada proses belajar mengajar. Diharapkan setelah menggunakan media komputer memakai microsoft office power point dengan menggunakan alur PTK, siswa lebih paham pada pokok bahasan hidrokarbon dan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar dapat diatasi atau setidaknya diminimalkan.
              Dengan media visualisasi komputer  microsoft  office power point, para siswa dapat belajar serius namun  menyenangkan sehingga diharapkan siswa lebih mengerti dan akhirnya memperoleh hasil yang baik.

Metode Pengembangan
            Sebagai populasi adalah siswa kelas X yang berjumlah 4 kelas Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kec. Binjai kabupaten LAngkat, Sumatera Utara, Indonesia tahun ajaran 2010/2011. Sampel siswa dipilih secara random diambil 1. Alat pengumpul data adalah evaluasi belajar berbentuk pilihan ganda serta instrumen data motivasi siswa dengan angket tertutup dengan skala 1 sampai 5 sebanyak 15 item. Evaluasi hasil belajar terdiri dari (1) evaluasi pendahuluan, (2) evaluasi akhir pertama dan (3) evaluasi akhir kedua. Evaluasi belajar disusun oleh peneliti berdasarkan GBPP dengan sebaran tingkat kesulitan yang sudah distandarisasi, ujicoba dan validasi.
            Penelitian ini merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan......” yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah. Dalam PTK ini, peneliti menggunakan tiga siklus, dimana siklus I akan diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Setelah itu akan diadakan evaluasi terhadap siklus I yang disebut dengan refleksi dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kekurangan siklus I dan sekaligus merencanakan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II agar masalah yang ada pada siklus I tidak ada lagi pada siklus II.   Prosedur penelitian akan meliputi penyusunan instrumen, pengajaran, dan evaluasi. Penyusunan instrumen akan dilakukan dengan mengikuti kisi GBPP mata pelajaran kimia SMA pokok bahasan Hidrokarbon dan selanjutnya dilakukan konsultasi dengan pakar pendidikan dan pakar kimia untuk diminta pendapat tentang media komputer yang dirancang oleh peneliti, yaitu dalam bentuk mocrosoft office power point yang dibuat dalam file CD dan flashdis.
            Data berupa prestasi belajar siswa (skor) akan diperoleh dari hasil evaluasi akan diolah secara statistik menggunakan SPSS software untuk penarikan kesimpulan. Data akan ditabulasi berdasarkan sumber, dan hasil analisis akan dirangkum dalam bentuk tabel untuk memudahkan didalam menarik kesimpulan hasil penelitian. Selanjutnya hasil penelitian akan dituangkan dalam bentuk laporan ilmiah, yaitu Laporan Hasil Penelitian, dan berupa publikasi ilmiah yang akan dikirimkan kepada publisher Jurnal Nasional.  


Kegiatan Penelitian
              Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam dalam kegiatan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.1  Langkah-langkah Kegiatan Penelitiian Siklus I di kelas X-4 di SMA N 1 kec. Binjai, kab. Langkat
Kegiatan
Indikator
  1.1.Penyusunan materi ajar
  1.2.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
  1.3.Menyusun tes kemampuan awal siswa tentang sub topik  kekhasan atom karbon, jenis-jenis atom karbon, penggolongan hidrokarbon dan alkana.
  1.4.Menyiapkan media komputer memakai microsoft office power point yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
  1.5.Identifikasi kemampuan awal siswa tentang materi hidrokarbon.
  1.6.Mengajarkan konsep keunikan atom karbon, jenis-jenis atom karbon, penggolongan hidrokarbon dengan menggunakan media komputer memakai microsoft office power point.
  1.7.Mengadakan observasi tentang perilaku atau keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar. 
  1.8.Mengukur tingkat penguasaan siswa tentang konsep keunikan atom karbon, jenis-jenis atom karbon, penggolongan hidrokarbon dan alkana.
  1.9.Merefleksikan hasil penelitian siklus I untuk dijadikan dasar tindakan siklus II.
Materi tersusun pada bab II
RPP tersusun dalam lampiran

Butir-butir tes


Media komputer


Pre-test

Pemberian materi pelajaran sesuai dengan RPP


Lembar observasi.

Lembar tes hasil siswa. (Post tes I)


Rumusan gambaran kegiatan siklus II

Tabel 3.2  Langkah-langkah Kegiatan Penelitiian Siklus II di kelas X-4 di SMA N 1 kec. Binjai, kab. Langkat
Kegiatan
Indikator
  2.1.Menentukan rencana tindakan pada siklus II berdasarkan masalah pada siklus I.
  2.2.Memperbaiki media pembelajaran.

  2.3.Pelaksanaan pembelajaran dengan media komputer memakai microsoft office power point pada sub topik alkena dan alkuna.
  2.4.Memberikan observasi terhadap perilaku dan keaktifan siswa selama pembelajaran.
  2.5.Identifikasi kemampuan akhir siswa setelah diberikan pembelajaran.
  2.6.Refleksi terhadap hasil tindakan siklus II, lalu mengemukakan hasil penemuan penelitian berdasarkan siklus I dan II untuk dijadikan dasar siklus III.
Hasil refleksi pada siklus I

Media komputer

Pemberian materi pelajaran sesuai dengan RPP .


Lembaran observasi

Postest II

Hasil tes dan observasi

Tabel 3.3  Langkah-langkah Kegiatan Penelitiian Siklus III di kelas X-4 di SMA N 1 kec. Binjai, kab. Langkat
Kegiatan
Indikator
3.1.      Menentukan tindakan pada siklus III berdasarkan masalah pada siklus II.
3.2.      Memperbaiki media pembelajaran.
3.3.      Pelaksanaan pembelajaran dengan media komputer memakai microsoft office power point pada sub topik keisomeran, sifat hidrokarbon dan reaksi-reaksi dalam hidrokarbon.
3.4.      Memberikan observasi terhadap perilaku dan keaktifan siswa selama pembelajaran.
3.5.      Identifikasi kemampuan akhir siswa setelah diberikan pembelajaran.
3.6.      Mengemukakan hasil penemuan penelitian berdasarkan siklus I, II dan III
Hasil refleksi pada siklus II

Media komputer.
Pemberian materi pelajaran sesuai dengan RPP .



Lembaran observasi

Postest III

Rumusan gambaran temuan penelitian (Kesimpulan).

Hasil Dan Pembahasan
Penelitian ini menerapkan pembelajaran yang menggunakan media berbasis komputer dengan microsoft office power point dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dan melihat keaktifan siswa selama PBM serta mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang digunakan pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X semester Genap SMA Negeri 1 Kec. Binjai Kabupaten Langkat. Pada tabel berikut ini dapat dilihat rekapitulasi nilai, observasi dan angket siswa.                  
Tabel 4.1.   Data hasil (rata-rata) belajar, observasi dan angket siswa pada SMA N 1 Kec. Binjai Kabupaten Langkat  terhadap materi Hidrokarbon berdasarkan hasil evaluasi pada pretest, posttest I dan posttest II
No siswa
Pre-test
SIKLUS I
SIKLUS  II
SIKLUS  III
ANGKET
Observasi
Post test I
Observasi
Post test II
Observasi
Post test III
1
20
46.67
60
80
70
93.33
80
80
2
40
46.67
60
73.33
70
86.67
90
82.66
3
10
46.67
60
66.67
60
86.67
80
85.33
4
50
46.67
60
73.33
70
86.67
80
84
5
40
53.33
60
80
70
93.33
90
92
6
20
40
40
73.33
60
86.67
70
81.33
7
10
53.33
40
73.33
60
86.67
80
90.66
8
10
53.33
40
73.33
60
86.67
80
86.66
9
40
53.33
60
73.33
70
86.67
90
88
10
40
60
60
73.33
70
93.33
80
89.33
11
40
53.33
60
73.33
70
86.67
90
85.33
12
10
46.67
60
73.33
70
93.33
100
92
13
10
53.33
50
73.33
70
86.67
80
84
14
20
60
40
80
70
86.67
100
90.66
15
30
46.67
60
66.67
80
86.67
90
90.66
16
20
40
50
66.67
70
86.67
80
81.33
17
10
53.33
40
73.33
70
80
80
84
18
10
53.33
50
73.33
70
86.67
90
89.33
19
20
60
50
80
60
93.33
90
89.33
20
20
66.67
40
86.67
60
93.33
90
86.66
21
20
53.33
50
73.33
60
86.67
80
81.33
22
20
53.33
50
73.33
60
80
70
80
23
30
60
50
73.33
70
86.67
90
84
24
30
73.33
60
93.33
80
93.33
100
88
25
20
53.33
50
73.33
60
86.67
70
89.33
26
10
73.33
50
93.33
80
93.33
100
90.66
27
30
46.67
60
73.33
80
93.33
100
92
28
10
60
50
80
60
93.33
90
85.33
29
30
46.67
50
66.67
60
86.67
70
81.33
30
20
46.67
50
73.33
60
80
90
82.66
31
30
46.67
50
66.67
60
86.67
80
81.33
32
20
46.67
50
73.33
70
86.67
80
85.33
33
20
60
40
86.67
60
93.33
90
89.33
34
20
73.33
60
93.33
70
93.33
90
92
35
20
66.67
70
86.67
80
86.67
100
90.66
36
10
53.33
50
93.33
70
86.67
90
85.33
37
30
46.67
60
73.33
80
86.67
90
86.66
38
30
46.67
60
80
80
86.67
100
89.33
39
40
53.33
60
73.33
70
86.67
90
80
40
10
46.67
50
73.33
70
86.67
80
82.66
Jumlah
920
2140
2110
3060
2730
3527
3460
3450.54
Rata-rata
23
53.5
52.75
76.5
68.25
88.17
86.5
86.26